Kamis, 17 Maret 2016

Makalah Penalaran

A.    PENGERTIAN PENALARAN
·         Penalaran mempunyai beberapa pengertian secara umum, yaitu:
1) Proses berpikir logis, sistematis, terorganisasi dalam urutan yang paling berhubungan sampai simpulan.
2) Menghubung-hubungkan fakta atau data sampai dengan suatu simpulan.
3) Proses menganalisis suatu topik sehingga menghasilkan suatu simpulan atau pengertian baru.
4) Dalam karangan terdiri dua variabel atau lebih, penalaran dapat diartikan mengkaji, membahas, atau menganalisis dengan menghubung-hubungkan variabel yang dikaji sampai menghasilkan suatu derajat hubungan suatu simpulan.
5) Pembahasan suatu masalah sampai menghasilkan suatu simpulan yang berupa pengetahuan atau pengertian baru.
·         Pengertian Penalaran Menurut Para Ahli, yaitu:
1)      Bakry (1986) menyatakan bahwa penalaran atau Reasoning merupakan suatu konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui.
2)      Suriasumantri (2001) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktifitas berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pegetahuan.
3)      Keraf (1985) berpendapat bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden ,menuju kepada suatu kesimpulan.
Jadi kesimpulannya adalah, Penalaran karangan ialah proses berpikir logis untuk mengkaji hubungan-hubungan fakta yang terdapat dalam karangan sampai menghasilkan suatu simpulan yang berupa pengetahuan atau pengertian baru. Kemudian hasil atau simpulan dalam suatu karangan itu menghasilkan sebuah analisis induktif dan deduktif.

B.     UNSUR PENALARAN

1.      Topik yaitu ide sentral dalam bidang kajian tertentu yang spesifik dan berisi sekurang-kurangnya dua variabel.
2.      Dasar pemikiran, pendapat, atau fakta dirumuskan dalam bentuk proposisi yaitu kalimat pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau kesalahannya.
3.      Proposisi mempunyai beberapa jenis, antara lain:
a.       Proposisi empirik yaitu proposisi berdasarkan fakta, misalnya: Anak cerdas dapat memanfaatkan potensinya.
b.      Proposisi mutlak yaitu pembenaran yang tidak memerlukan pengujian untuk melakukan benar atau salahnya. Misalnya: Gadis yaitu wanita muda yang belum pernah menikah.
c.       Proposisi hipotetik yaitu persyaratan hubungan subjek dan predikat yang harus dipenuhi. Misalnya: Jika dijemput, X akan ke rumah.
d.      Proposisi kategoris yaitu tidak adanya persyaratan hubungan subjek dan predikat. Misalnya: X akan menikahi Y.
e.       Proposisi positif universal yaitu pernyataan positif yang mempunyai kebenaran mutlak. Misalnya: Semua hewan akan mati.
f.       Proposisi positif persial yaitu pernyataan bahwa sebagian unsur pernyataan tersebut bersifat positif. Misalnya: Sebagian orang ingin hidup kaya.
g.      Proposisi negatif universal yaitu kebalikan dari proposisi positif universal. Misalnya: Tidak ada gajah tidak berbelalai.
h.      Proposisi negatif persial yaitu kebalikan dari proposisi positif persial. Misalnya: Sebagian orang hidup menderita.
4.      Proses berpikir ilmiah yaitu kegiatan yang dilakukan secara sadar, teliti, dan terarah menuju suatu kesimpulan.
5.      Logika yaitu metode pengujian ketepatan penalaran, penggunaan (alasan), argumentasi (pembuktian), fenomena, dan justufikasi (pembenaran).
6.      Sistematika yaitu seperangkat proses atas bagian-bagian atau unsur-unsur proses berpikir ke dalam suatu kesatuan.
7.      Permasalahan yaitu pertanyaan yang harus dijawab (dibahas) dalam karangan.
8.      Variabel yaitu unsur satuan pikiran dalam sebuah topik yang akan dianalisis.
9.      Analisis (pembahasan, penguraian) dilakukan dengan mengidentifikasi analisis (pembahasan, penguraian) dilakukan dengan mengidentifikasi, mengklasifikasi, mencari hubungan (korelasi), membandingkan, dan lain-lain.
10.  Pembuktian (argumentasi) yaitu proses pembenaran bahwa proposisi itu terbukti kebenarannya atau kesalahannya.
11.  Hasil yaitu akibat yang ditimbulkan dari sebuah analisis induktif dan deduktif.
12.  Kesimpulan (simpulan) yaitu penafsiran atau hasil pembahasan, dapat berupa implikasi atau inferensi.

C.     PROPOSISI DAN TERM
Proposisi adalah kalimat yang berisi pernyataan tentanghubungan antara fakta –fakta (subjek dan predikat). Term adalah kata atau kelompok kata yang dapat dijadikan subjek atau predikat dalam sebuah kalimat proposisi. Namun proposisi juga dapat diartikan sebagai kalimat pernyataan tentang hubungan antara fakta-fakta yang dapat dinilai benar atau salah. Suatu proposisi mempunyai subjek dan predikat yang berbentuk kalimat, tetapi tidak semua kalimat digolongkan dalam proposisi. Hanya kalimat berita netral yang dapat disebut proposisi.
Seorang ahli logika bangsa Swiss bernama Euler pada abad XVII menemukakan konsepnya, empat jenis proposisi dengan lima macam posisi lingkaran (lingkaran Euler). Keempat jenis proposisi itu yaitu:
a.  Suatu pangkat yang tercakup dalam subjek sama dengan perangkat yang terdapat dalam predikat. Contoh: Semua sehat adalah semua tidak sakit.
b.  Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek menjadi bagian dari perngkat predikat. Contoh: Semua sepeda beroda.
c.  Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek berada diluar perangkat predikat. Contoh: Tidak seorang pun manusia adalah binatang.
d.  Sebagian perangkat yang tercakup dalam subjek berada di luar perangkat predikat. Contoh: Sebagian kaca tidaklah bening.
   
Jenis-jenis Proposisi
Berdasarkan bentuknya, preposisi dibagi atas 2, yaitu:
a.      Proposisi Tunggal : Proposisi tunggal hanya mengandung satu pertanyaan.
Contoh: Semua mahasiswa adalah agen perubahan.
b.      Proposisi Majemuk : Proposisi majemuk mengandung lebih dari satu pernyataan.
Contoh: Semua mahasiswa adalah agen perubahan dan calon pemimpin .
Berdasarkan sifatnya,proposisi dibagi 2, yaitu:
a.      Proposisi Kategorial : Proposisi Kategorial adalah hubungan subjek dan predikat terjadi tanpa syarat.
Contoh: Sebagian binatang berkaki empat.
b.      Proposisi Kondisional : Proposisi Kondisional adalah hubungan antara subjek dan predikat terjadi dengan suatu syarat yang dapat diingat sebelum peristiwa berlangsung.
Proposisi Kondisional dibagi 2, yaitu:
1)      Proposisi Kondisional Hipotesis,yang terdiri anteseden (syarat) dan konsekuen (akibat). Contoh: Kalau metodenya diubah (anteseden), maka hasilnya akan berbeda (konsekuen).
2)      Preposisi kondisional Disjungtif, yaitu suatu alternate atau pilihan. Contoh: Kita akan melanjutkan diskusi ini, atau bubar saja.
Berdasarkan kualitasnya, preposisi dibagi menjadi dua, yaitu:
a.      Preposisi Positif (afirmatif) : Preposisi positif (afirmatif) adalah preposisi yang membenarkan adanya persesuaian hubungan antara subjek dan predikat.
Contoh: Sebagian mahasiswa tidak melekukan KKN.
b.      Preposisi Negatif : Preposisi negatif adalah preposisi yang menyatakan tidak ada hubungan antara subjek dan predikat.
Contoh: Sebagian orang jompo tidaklah pelupa.

Berdasarkan kuantitasnya, proposisi dibagi menjadi dua, yaitu:
a.      Proposisi Universal : Proposisi universal adalah predikat proposisi membenarkan atau mengingkari seluruh objek.
Contoh: Semua dokter adalah orang pintar. Tidak seorang dokter pun adalah orang yang tak pintar.
b.      Proposisi Khusus : Proposisi khusus adalah predikat  proposisi hanya membenarkan atau mengingkari sebagian subjek.
Contoh: Sebagian mahasiswa gemar olahraga.

Bentuk-bentuk Preposisi
Berdasarkan dua jenis preposisi yaitu preposisi kuantitas (umum dan khusus) dan proposisi kualitas (positif dan negatif) didapatkan empat macam proposisi, antara lain:
a.      Proposisi Umum positif : Proposisi umum positif adalah proposisi yang predikatnya membenarkan keseluruhan asubjek yang disebut proposisi A.
b.      Proposisi Umum Negatif : Proposisi umum negatif adalah proposisi yang predikatnya mengingkari keseluruhan subjek yang disebut proposisi E.
c.       Proposisi Khusus Positif : Proposisi khusus positif adalah proposisi yang predikatnya membenarkan sebagian subjek yang disebut proposisi I.
d.      Proposisi Khusus Negatif : Proposisi khusus negatif adalah proposisi yang predikatnya mengingkari sebagian subjek yang disebut proposisi O.

D.  SALAH NALAR
Salah nalar adalah kekeliruan atau kesalahan pada gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan. Pada salah nalar ini disebabkan oleh ketidaktepatan orang mengikuti tata cara pikirannya. Salah nalar dapat disebabkan oleh beberapa macam, yaitu:
1.      Deduksi Yang Salah
Deduksi yang salah terjadi karena orang salah mengambil simpulan dari suatu silogisme dengan diawali oleh premis yang salah atau tidak memenuhi syarat.
Contoh: Pak ruslan tidak dapat dipilih sebagai lurah di sini karena dia miskin.
2.      Generalisasi Terlalu Luas
Generalisasi terlalu luas disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasinya tidak seimbang dengan besarnya generalisasi itu sehingga simpulan yang diambil menjadi salah.
Contoh: Orang Makasar pandai berdayung.
3.      Pemilihan Terbatas Pada Dua alternatif
Dilandasi penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan “itu” atau “ini”.
Contoh: Engkau harus memilih antara hidup di Jakarta dengan serba kekurangan dan hidup di kampung dengan menanggung malu.
4.      Penyebab Yang Salah Nalar
Disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadi pergeseran maksud.
Contoh:    Sejak ia memperhatikan dan membersihkan kuburan para leluhurnya, dia hamil.
5.      Analogi Yang Salah
 Apabila orang menganologikan sesuatu denagn yang lain dan beranggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi lainnya.
Contoh: Sumini, seorang alumni Universitas Indonesia, dapat       menyelesaikan tugasnya dengan baik. Oleh sebab itu, Tata, seorang alumni Universitas Indonesia, tentu dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.
6.      Argumentasi Bidik Orang
Salah nalar ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya.
Contoh: Kamu tidak boleh kawin dengan Verdo karena orang tua verdo itu bekas penjahat.
7.      Meniru-niru Yang Sudah Ada
Salah nalar ini adalah anggapan bahwa sesuatu itu dapat kita lakukan jika atasan kita melakukan hal itu.
Contoh: Peserta penataran boleh pulang sebelum waktunya karena para undangan yang menghadiri acara pembukaan pun sudah pulang semua.
8.      Penyemarataan Para Ahli
Salah nalar ini disebabkan oleh anggapan orang tentang berbagai ilmu dengan pandangan yang sama dan mengakibatkan kekeliruan mengambil kesimpulan.
Contoh: Pembangunan pasar swalayan itu sesuai dengan saran Toto, seorang ahli di bidang perikanan.          

sumber :
·         http://id.wikipedia.org/                    
·         http://khanndi.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar